Apa itu? Kebiasaan.
Lihatlah, banyak kegiatan yang dilakukan banyak orang yang berjalan secara
otomatis tanpa perlu dipikirkan lama-lama, karena sudah menjadi kebiasaan dalam
kehidupan mereka. Bila suatu kegiatan sudah menjadi kebiasaan mudah saja bagi
setiap orang mengerjakannya, meski barangkali kelihatan sulit dan aneh buat
orang lain. Ketika saya melakukan study tour dengan sekolah ke daerah
Jawa, saya cukup kaget dengan rasa masakan yang serba manis. Sayur, teh, dan kopi
terasa lebih manis daripada yang biasa dibuat ibu saya di rumah. Itulah
kebiasaan.
Banyak teman-temanmu yang
punya kebiasaan positif dan itu sudah mendarah daging dalam keseharian mereka;
mencuci piring setelah makan, menyapu dan mengepel rumah, pergi ke pasar,
tilawah Al Qur’an, shalat berjamaah, dsb. Seperti beberapa remaja yang tinggal
di dekat rumah saya sudah terbiasa shalat berjamaah ke mesjid, i’tikaf, dan
membantu DKM menjaga kebersihan mesjid. Sementara sejumlah remaja lain punya
kebiasaan duduk-duduk di pengkolan, main gitar sampai larut malam, dan tidak
terbiasa shalat berjamaah.
Karena faktor kebiasaan, sulit bagi seseorang untuk
menghentikannya. Temanmu yang mahir masak masakan Jawa, meski tinggal di luar
daerah mereka tetap saja rasa masakan mereka manis. Buat kamu yang berasal dari
Padang, kebiasaan makan dan memasak makanan yang pedas sulit untuk
ditinggalkan.
Ini menjadi pelajaran yang sangat penting bagi kita dalam
kehidupan. Bila kita ingin menjadi orang yang mudah melakukan amal shaleh maka
jadikan itu sebagai bagian dari kebiasaan kita sehari-hari. Banyak orang yang
berpikir menjadi remaja muslim yang baik itu berat dan sulit. Itu karena mereka
tidak mulai membiasakan diri mengerjakan amal saleh.
Tapi seperti saya tulis dalam judul bab ini, tidak mudah
mengawali suatu kebiasaan. Apalagi memulai sebuah kebiasaan baru seringkali
berarti harus menghentikan kebiasaan lama. Tapi, percayalah kamu pasti akan
terkejut dengan hasil yang akan kamu peroleh. Ketika kamu memulai satu
kebiasaan baru yang baik, berarti kamu telah mulai meninggalkan sejumlah
kebiasaan yang negatif, tidak bermanfaat, bahkan bisa jadi haram. Satu
kebiasaan baik kita kerjakan, hasilnya lebih dari satu kebiasaan buruk yang
kita tinggalkan.
Mari kita ambil contoh. Kalau kamu ingin membiasakan
shalat berjamaah di mesjid dekat rumah setiap maghrib, berarti kamu harus mulai
membiasakan diri pulang ke rumah sebelum sore hari. Kamu mulai membiasakan diri
pulang tepat waktu. Kamu juga meninggalkan kebiasaan nongkrong-nongkrong di jalan
bersama kawan-kawanmu. Satu lagi kebiasaan tidak bermanfaat kamu tinggalkan.
Bahkan mungkin lebih dari itu. Coba pikirkan, kalau kamu tidak ikut nongkrong
berarti peluang kamu untuk berbuat maksiat jauh berkurang,
seperti menggoda orang yang lewat, melihat aurat wanita, membicarakan
kejelekan orang, memakai obat-obatan terlarang dan miras, berkelahi dengan
orang lain, dst.
Melakukan satu kebiasaan baik juga membuka kesempatan
untukmu melakukan berbagai amal saleh yang lainnya. Masih seputar shalat berjamaah
di mesjid ; maka kamu akan bertemu orang-orang yang insya Allah saleh,
kamu akan belajar cara shalat yang benar, dan kamu juga akan lebih banyak
berdoa setiap habis shalat.
Hal yang sama juga akan kamu dapatkan ketika mulai
membiasakan perbuatan baik lainnya. Mengaji misalkan selain membuat wawasan
agamamu bertambah, juga memperbanyak teman-teman yang saleh. Membaca Al Qur’an
akan membuat hati kita lebih lembut, lisan kita terjaga, selain tentunya
berpahala.
Memulai kebiasaan buruk juga akan berdampak sama. Kamu
akan kehilangan banyak kesempatan untuk berbuat kebaikan dan menjadi remaja
muslim yang baik dan bahagia. Kebiasaan bangun siang membuat kita hilang
kesempatan untuk shalat shubuh, membaca Al Qur’an, membereskan kamar tidur,
menyiapkan buku pelajaran, makan tergesa-gesa, dan pikiranmu akan kacau
sepanjang perjalanan ke sekolah. Malas merapikan buku setelah belajar akan
membuat kita kelimpungan saat mencari buku yang kita perlukan, kamar pun
menjadi berantakan, kamu juga akan terbiasa dengan situasi apapun yang
berantakan.
Bila kita membiasakan diri dengan suatu sikap atau
pekerjaan, sampai kapanpun sulit untuk ditinggalkan. Maka mulailah berhitung,
berapa banyak kebiasaan baik yang ada pada diri kita; mengucapkan salam dan
mencium tangan pada orang tua sebelum pergi ke luar rumah, membersihkan rumah,
membereskan kamar tidur setiap habis bangun, dan apa lagi. Pertahankan
kebiasaan itu dan tularkan pada orang lain, adik-adik kita dan teman-teman
kita.
Hitung juga kebiasaan buruk yang mungkin ada pada diri
kita semisal malas merapikan buku bekas belajar, membiarkan baju kusut, bangun
kesiangan, malas shalat, suka melawan orang tua, dsb. Tinggalkan
kebiasaan-kebiasaan itu dan berpikirlah kalau kamu juga punya hak dan
kesempatan untuk menjadi remaja muslim yang baik. Percayalah kalau surga juga
tersedia untuk remaja. Jangan menunggu hingga kamu besar apalagi tua untuk
memulai kebiasaan yang baik. Juga jangan berpikir kalau surga hanya untuk
orang-orang tua. Kamu remaja, juga bisa masuk surga. Untuk itu jadilah orang
yang istiqamah, bertahan dengan kebiasaan beramal saleh. Dan Allah pun memuji
orang yang istiqamah.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,
maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu"(Fush shilat [41]:30).
0 komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH MENGUNAKAN KATA-KATA YANG BAIK