Oleh
Amransyah
M. Satali
1. Perspektif
Administrasi melihat prosesnya isu itu sangat normatif, artinya bahwa sebuah isu
itu jika terekspose dan tersampaikan ke'publik dan mendapat atensi yang besar
dari masyarakat maka pada saat itu dia menjadi masalah publik. yang tdinya dia
hnya sebatas itu menjdi mslah publik karena telah dikelolah secara baik dan
pada saat itu langsung dirumuskan menjadi kebijakan public.
2.
Prespektif
Teknokratis. Dalam prespektif teknokratis, isu yang muncul itu
di proses pada perumusan kebijakan memiliki posisi sentral. Sebab, pada tahapan
ini berbagai solusi cerdas sebagai upaya memecahkan persoalan masyarakat
digodok agar dapat dirumuskan serangkaian alternatif kebijakan yang dapat
dipilih oleh para policy maker melalui proses politik, prespektif
teknokratis ini melakukan analisis dari berbgai sudut pandang sebelum sebuah
isu itu di angkat menjadi kebijakan public.
3. Prespektif
governance dalam konsep governance Isu yang muncul lebih
diprioritaskan harus merupakan cermin dari aspirasi public kemudian di buat
menjadi kebijakan public mengindahkan wacana yang berkembang di satuan-satuan
dan fragmen masyarakat. Dengan demikian Kebijakan ini akan mampu mengundang
entitas masyarakat memasuki wilayah politik "self-governance" yang sangat diperlukan untuk menjamin
efektivitas dan kemaslahatannya.
4. Prespektif
demokratik governance, isu
yang muncul lebih di cenderung di prioritaskan pada masyarakat dan pasar untuk
di jadikan sebagai kebijakan public dan dalam perumusan kebijakan melibatkan di
libatkan pasar dan masyarakat kaerena merekalah yang mengetahui sesuai
disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
5. Presfektif
konflik, Dari perspektif konflik, sebagai
sebuah proses dan arena pertarungan berbagai isu dan kepentingan yang beredar
di masyarakat. Negara, dan juga kaum teknokrat, sebagai aktor utama dalam
proses kebijakan dengan kapasitas otoritas politik dan kebenaran ilmiahnya
hanyalah aktor-aktor yang ikut terlibat dalam pertarungan ini. Dalam perspektif
ini, maka sumber konflik adalah kuasa atas makna ‘publik’, lebih spesifiknya
‘masalah publik’ dan konflik yang terjadi adalah konflik yang sifatnya
diskursif.
6. Prespektif
advokasi istilah ini juga digunakan dalam
analisa kebijakan yang menggunakan perspektif lain, tetapi penggunaan istilah
mungkin yang paling representatif untuk menggambarkan bagaimana dalam proses
kebijakan, berbagai kepentingan menawarkan dan memperjuangkan isu isu yang
dilakukan mengunakan langkah alternatif kebijakan yang mereka anggap paling
menguntungkan bagi kepentingan mereka. Masing-masing kepentingan melakukan hal
itu dengan tujuan agar kebijakan yang dihasilkan bisa melayani kepentingan
tersebut semaksimal mungkin (maximizing), atau paling tidak agar
kebijakan yang dihasilkan tidak merugikan kepentingan tersebut (satisfying).
0 komentar:
Posting Komentar
BERKOMENTARLAH MENGUNAKAN KATA-KATA YANG BAIK